Ulasan mengenai Reduced Sensations

Saat ini pun kita bisa menggunakan berbagai macam alat komunikasi elektronik seperti pesawat telfon dan telfon dengan berbagai macam fitur yang kian hari kian berkembang. Seperti yang sudah kita tahu bahwa dulu yang kita butuhkan hanya suara maka terciptalah sebuah radio yang hanya bisa berkomunikasi secara satu arah , kemudian dikembangkan menjadi radio yang mampu berkomunikasi secara dua arah yang bisa disebut telepon. Lewat telfon kita bisa mengetahui kabar dari kerabat kita  secara langsung tanpa harus menunggu balasan seperti metode surat menyurat. Dan lebih efisien karena mampu menjangkau seluruh bagian muka bumi ini dengan cukup cepat, meskipun terkadang terkendala masalah sinyal dan biaya. Lewat pesawat telfon hanya suara saja yang dapat di terima sehingga kita tidak bisa langsung menginterpretasi perasaan atau kondisi dari lawan bicara kita


Setelah tercipta sebuah pesawat telfon yang tidak bisa dibawa berpergian , kemudian terciptalah ponsel genggam yang bisa dibawa berpergian karena tanpa kabel penunjang (nirkabel). Lewat alat komunikasi yang satu ini ada fitur SMS (Short Message Service), yang artinya kita bisa melakukan surat menyurat namun bedanya kita bisa menerimanya dalam waktu yang cukup cepat


Telfon yang sekarang bukanlah telfon yang dulu karena sudah ada fitur Internet yang mendukungnya, dan adapula fitur Video call yang bisa merasakan sensasi seperti sedang berbincang secara langsung dengan lawan bicara. Dan adapula fitur chatting dengan berbagai macam aplikasi seperti Line, BBM, Whattsap dll. Sebenarnya cara pemakaiannya sama seperti Menelfon, SMS dan Video Call namun bedanya harus menggunakan Data Selular atau WiFi (Wireless Fidelity) dan sekarang sudah disisipkan Emoticon (Emotion Icon). Emoticon adalah perpaduan angka , huruf dan simbol yang menjadi saran ekspresi perasaan dan suasana hati penggunanya.


Bukan tanpa alasan terciptanya sebuah emoticon , Pada 1963, seorang seniman freelance, Harvey Ball, mendesain wajah smiley kuning yang digunakan pada kancing untuk meningkatkan semangat di sebuah perusahaan asuransi. Bernard dan Murray Spain, dua saudara laki-laki dari Philadelphia, melihat potensi komersial simbol itu. Mereka lalu mengadopsinya dan menambahkan kalimat “have a happy day”, kemudian desain itu muncul di jutaan kancing, stiker, kaos, dan gelas. Berkat mereka, simbol smiley yang khas pada tahun ‘70an itu lahir. Selain itu, kini emoticon smiley ala Ball tersebut muncul sebagai simbol “World Smile Day” setiap 5 Oktober.


Hingga kini, hampir semua smartphone dan aplikasi layanan pengiriman pesan memiliki fitur emoticon yang bervariasi. Tidak hanya emoticon kuning yang khas itu saja, tapi kini terdapat pula karakter-karakter lainnya yang dapat mewakili perasaan pada pesan para pengguna.


Namun apakah itu efektif ? menurut kami emoticon terkadang bisa menutupi keadaan yang sesungguhnya , contohnya : Ketika pasangan kita sedang sedih namun dia tidak mau kita mengetahui kalau dia sedang sedih dan biasanya orang itu akan menggunakan emoticon “ :-) “ dan memberi pesan “Aku tidak apa”. Sehingga kadang kita salah mengartikan kondisi yang sebenarnya. 


Daftar Pustaka

https://techno.okezone.com/read/2017/12/28/207/1836872/menilik-asal-usul-terciptanya-emoticon-sejak-1881

Mulyanta, Edi S. (2003). Kupas Tuntas Telepon Selular Anda. ANDI : Yogyakarta

Pratama, Bayu Indra.  (2017). Etnografi Dunia Maya Internet. UB Press : Malang


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Adalah Kawan

Cerita Rakyat Gunung Merapi

Tanjidor