Cerita Rakyat Gunung Merapi



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



Sebelum kita ke benang merah marilah kita pahami terlebih dahulu apa itu cerita rakyat . Cerita rakyat kalau kita ketahui itu berbeda dari "Mitos" dan "Legenda" . 

Mitos bercerita tentang Para Dewa dan para manusia setengah Dewa yang terjadi di kayangan tempat tinggal para Dewa dan dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci. Cerita mitos biasanya dipercaya oleh para penganutnya. Mitos menceritakan terjadinya Alam Semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya. Cerita mitos terjadi karena kurangnya pengetahuan di masa lalu sehingga terkesan melebih-lebihkan sehingga pada saat ini mitos mulai pudar karena masyarakat saat ini sudah mulai belajar dan mengetahui

Legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mitos.  

Cerita Rakyat  mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat , Cerita rakyat mengandung beberapa pesan moral cukup atau bahkan sangat penting . Dalam Cerita Rakyat memunculkan tokoh-tokoh dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa.

Asal Mula Terbentuknya Gunung Merapi


Bagi warga negara Indonesia siapa sih yang tidak tahu Gunung Merapi , pasti semua tahu terlebih dengan juru kuncinya mbah Marijan yang sudah meninggal dengan khusnul khotimah kala terkena Awan Panas saat Gunung Merapi meletus pada tanggal 26 Oktober 2010 


Kita mulai cerita
Zaman dahulu kala, di wilayah pulau Jawa belum banyak dihuni oleh para manusia , kebanyakan wilayahnya adalah berupa hutan belantara yang isinya terdapat makhluk-makhluk gaib dan hewan liar. Hanya ada beberapa kelompok manusia yang mendiami Pulau Jawa , mereka suka berpindah- pindah tempat tinggal karena mereka sering diserang oleh musuh dan keganasan alam. 

 Para penhuni Pulau Jawa selalu khawatir akan Tanah di Pulau Jawa yang miring baik manusia dan juga hewan liar , mereka takut kalau nanti mereka akan tenggelam di Laut Selatan. Beruntung para Dewa dari kayangan sangat peduli pada para penghuni pulau jawa yang mengalami kekhawatiran akan kondisi tanah tempat mereka berpijak, Para Dewa sepakat untuk membuat Pulau Jawa tidak miring lagi agar para penghuni dapat berkembang biak dan semakin maju peradabannya

Para dewa kemudian mendapat ide untuk menentukan pemberat yang akan mereka taruh di tengah pulau itu. Mereka memutuskan menggunakan Gunung Jamurdwipa yang yang sangat terkenal bagi makhluk-makhluk gaib dan sangat tinggi menjulang di dalam laut selatan. Para dewa kemudian memberikan pengarahan dan meminta ijin para penghuni Gunung Jamurdwipa agar segera pindah tempat, karena gunung yang mereka tempati akan dipindahkan ke tengah-tengah pulau Jawa.

Setelah mereka menemukan tempat yang cocok untuk meletakkan Gunung Jamurdwipa , ada permasalahan yang sangat serius yaitu ada dua orang yang sedang bekerja di hutan belantara itu Ke dua orang itu tenyata empu yang sedang membuat keris. Para dewa kemudian mengutus Dewa Panyarikan dan Batara Naradha beserta para pengawal untuk memberitahu kepada kedua orang itu agar segera pindah karena tempatnya akan diletakkan Gunung Jamurdwipa.

Karena kesaktian 2 Mpu pembuat keris itu memebuat utusan para dewa tertegun karena kagum , bayangkan saja mereka hanya menggunakan tangan kosong untuk membuat keris tersebut mulai dari mencampur segala macam bahan logam dan dengan tangan kosong mereka menggunakan telapak tangan dan jari-jari untuk menempa dan memilin campuran bubuk logam itu hingga menggumpal , gumpalan besi itu kemudian dipukul-pukul dan diurut-urut oleh para empu itu hanya menggunakan tangan mereka. Dan yang lebih menakjubkan lagi gumpalan besi itu membara dan menyala-nyala namun tangan para empu itu tidak terbakar sedikitpun. 

Pekerjaan empu itu sebenarnya belum selesai namun karena ada utusan penting, maka pekerjaanya di hentikan sementara dan menemui utusan dari kayangan tersebut. Empu tersebut kemudian memperkenalkan diri. Yang satunya bernama Mpu Permadi sedangkan yang satunya lagi bernama Mpu Rama. Setelah saling memperkenalkan diri dan sedikit basa-basi, akhirnya Batara Naradha dan Dewa Panyarikan mengutarakan maksud kedatangannya yaitu ingin meletakkan Gunung Jamurdwipa ditempat mereka bekerja dan meminta mereka pindah tempat dan berharap mereka mau menuruti perminantaan para dewa . Tidak lupa Dewa Panyarikan pun menjelaskan pentingnya pekerjaan itu demi kelangsungan hidup para penghuni pulau Jawa.

Pekerjaan mereka butuh konsentrasi sehingga tidak bisa disela, Mpu Permadi dan Mpu Rama tidak setuju kalau mereka harus pindah tempat karena pekerjaan membuat kerisnya baru saja dimulai dan harus diselesaikian dilokasi itu. Kedua empu itu berpendapat jika pembuatan kerisnya tidak selesai dengan sempurna akan mendatangkan malapetaka bagi manusia, maka harus mereka meminta harus menunggu hingga pekerjaannya selesai.

Kedua belah pihak selalu bernegosiasi namun pendirian kedua belah pihak tetap kokoh pada pendiriannya . Kedua kubu itu pun terlibat adu mulut yang sangat menegangkan. Nampaknya suasananya semakin menjadi tidak terkendali. Karena alasan yang sangat mendesak, maka kedua utusan dewa pun menggunakan pemaksaan dengan mengerahkan seluruh bala tentara pengawalnya untuk menyerang kedua empu itu. Kedua empu itu segera memasang kuda-kuda untuk menyambut serangan bala tentara kayangan itu. Nampaknya pertarungan itu tidaklah seimbang mengingat kesaktian dari kedua empu itu dalam waktu yang tdak lama semua bala tentara itu berhasil dikalahkan. 

Kini tinggal mereka berempat yaitu dua dari utusan dewa melawan 2 empu . Pertarungan kali ini nampak seimbang, sehingga pertempurannya berlangsung lama dan wilayah sekitar pertempuran itu nampak berantakan . Batara Guru kemudian memberi komando kepada Dewa Bayu untuk memberikan pelajaran kepada  Mpu Rama dan Mpu Permadi. Dewa Bayu diperintah untuk segera memindahkan Gunung Jamurdwipa dengan meniupnya. Batara guru tidak peduli dengan keselamatan kedua empu itu, karena telah menentang para dewa dan membahayakan keselamatan umat manusia.

Dewa Bayu berangkat ke Laut Selatan. Dengan kesaktiannya, Dewa Bayu  meniup gunung itu. Tiupan Dewa Bayu yang bagaikan angin topan berhasil menerbangkan Jamurdwipa hingga melayang-layang di angkasa dan kemudian jatuh tepat di perapian kedua empu tersebut. Kedua empu yang berada di tempat itu pun ikut tertindih oleh Gunung Jamurdwipa hingga tewas seketika. Roh dua empu tersebut tidak bisa diterima di alam baka sehingga menjadi penunggu gunung itu. 

Meskipun kedua empu sakti itu telah tewas tertimpa gunung, namun sisa-sisa kesaktiannya tidak ikut lenyap. Bahan keris yang masih dalam proses pengerjaanya masih menyala dan tidak dapat dipadamkan kecuali dipadamkan oleh kedua orang empu yang sudah tewas tersebut dan terus menerus membara dan karena tertimbun oleh gunung, lama kelamaan semakin membara dan membesar. Karena bertambah besar baranya, maka tempatnya menjadi terbatas sedangkan tekanannya menjadi meningkat. Bara api yang makin membesar itu menyembur ke atas dengan membakar bebatuan dan tanah yang menimbunnya hingga meleleh. Oleh karena tanah dan bebatuan yang meleleh tadi menimbulkan lubang yang semakin hari semakin bertambah luas hingga sekarang menjadi kawah.

Asal mula nama gunung merapi adalah gunung Candrageni namun diubah oleh Prabu Kusumawicitra ketika masih beristana di Mamenang dan  menguasai seluruh Pulau Jawa bergelar Prabu Ajipamasa 

Pesan Moral : 

Memang kita diwajibkan untuk percaya kepada diri sendiri namun jikalau ada orang lain yang menasihati kita tidak ada salahnya untuk mendengarkannya siapa tau nasihat itu sangat penting bagi diri kita dan orang lain

Pengalaman Saya Di Gunung Merapi :

Waktu itu ketika saya melakukan tour bersama kawan-kawan saya pada masa perpisahan STM ,kami melakukan Lava Tour di Gunung Merapi . Waktu itu memang waktunya sekitar pukul 5 sore di Basecamp Cangkringan , Sleman . Kami menunggu Jeep agar kami bisa sampai ke tempat yang lebih tinggi , setelah itu kami menaiki jeep sampai ke tempat yang namanya "Musim Sisa Hartaku" jam Setengah 6 sore , jujur ini ada kejadian mistis yang saya alami disana begini ceritanya , waktu itu saya merasakan bahwa ada orang yang berbisik kepada saya dan menceritakan kengerian yang terjadi pada saat erupsi di tahun 2010 silam, kemudian orang yang memberikan bisikan tersebut meminta agar jangan terlalu heboh atau hura hura di sekitar area merapi karena itu adalah tempat mereka meninggal dunia , saya jadi teringat bahwa sebelumnya saya melihat orang-orang bukan dari rombongan kami sedang berselfie dengan laptop yang sudah meleleh sebagian sambil berkata "sayang banget mendingan buat saya laptop ini daripada meleleh seperti ini" saya lanjut eksplore kebagian belakang dimana ada beberapa kasur yang turut terbakar nah disitu pula aura mistis semakin meningkat saya berdua dengan kawan saya kesana , jujur kami merasa sedih sekali karena melihat peninggalan itu awalnya kami ingin mengabadikan dengan foto tetapi jujur kami tidak berani . Disitu ada pula batu yang isinya ukiran suatu amanat kalau tidak salah namanya "Pesan Merapi" yang isinya 

“Aku ora ngalahan tur yo ora pengen ngalahke. Nanging mesti tekan janjine. Mung nyuwun pangapuro nek ono seng ketabrak, keseret, kenter, kebanjiran lan klelep. Mergo ngalang-ngalangi dalan sing bakal tak lewati” MMSH. 

Kira-kira artinya : “Aku tidak suka mengalah, tetapi juga tidak ingin mengalahkan. Tetapi pasti sampai janjinya. Hanya minta maaf, jika ada yang tertabrak, terseret, hanyut, kebanjiran dan tenggelam. Sebab menghalangi jalan yang akan aku lewati”.

Kami melanjutkan perjalanan dengan Jeep untuk sampai ketingkat yang lebih tinggi, kami melihat suatu batu berukuran besar yang disebut "Batu Alien" pemandu kami mengatakan bahwa batu itu langsung dari muntahan Gunung Berapi dan jatuh tepat diatas rumah tiga lantai , bisa dibayangkan betapa seramnya kejadian kala itu

Kami tiba di tempat Bunker Kaliadem namus sayang kami sampai sana sudah gelap kami tidak bisa memasuki banker tersebut namun kami mendengarkan cerita pemandu kami kalau waktu Merapi mulai mengeluarkan lahar panas ada dua orang relawan yang terpanggang disana , maksud hati ingin berlindung dari awan panas mereka malah terpanggang oleh lahar

Itulah beberapa pengalaman saya kala berkunjung ke Gunung Merapi sejujurnya kalau ada waktu saya ingin kesana lagi karena saya ingin terus bereksplorasi disana . Inilah rahasia alam yang membuat kita sadar bahwa kita ini kecil dibandingkan oleh sang penguasa jagad raya ini yaitu Allah SWT , itu adalah  kiamat kecil yang memakan korban dalam jumlah yang cukup besar semoga dengan adanya peristiwa ini menyadarkan kita bahwa beribadahlah seperti kita akan meninggal besok

Pesan saya ketika anda ke Gunung merapi :

1. Ucapkan salam 
2. Patuhi peraturan yang ada
3. Dengarkan bimbingan pemandu
4. Jaga Lisan
5. Jangan Kencing ataupun Buang air besar sembarangan
6. Doakan mereka yang menjadi korban keganasan merapi

 "MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI"

Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Adalah Kawan

Tanjidor